Kunjungan Industri ke PLTA Jatiluhur (IR. H. DJUANDA)
A.
Judul Kegiatan
Kunjungan Industri ke PLTA Jatiluhur (IR. H. DJUANDA)
B. Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Waktu Kegiatan :
22 Desember 2016
Tempat Kegiatan :
PLTA Jatiluhur (IR. H. DJUANDA)
Perumahan Jasa Tirta II, Jatiluhur, Purwakarta, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat
C.
Sejarah PLTA Jatiluhur (IR. H. DJUANDA)
Setelah
perang Dunia Kedua, terkait dengan peningkatan populasi yang tajam, kebutuhan
pangan dan listrik, baik untuk rumah tangga maupun industri, meningkat pesat.
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan pembangunan bendungan besar
di utara Provinsi Jawa Barat, untuk memenuhi penyediaan pangan dan listrik
tersebut.
Selama
masa pelaksanaan, proyek pembangunan ini dinamakan “Jatiluhur Multipurpose Project” dan
setelah penyelesaiannya dinamakan menjadi Bendungan dan Pembangkit Listrik
Juanda, sebagai kenang-kenangan atas peran Perdana Menteri terakhir Indonesia
Ir. H. Djuanda dalam terwujudnya pembangunan Bendungan Jatiluhur.
Pada
dasarnya proyek pembangunan Bendungan Jatiluhur dibuat untuk keperluan irigasi
dan listrik, namun memiliki tujuan lainnya, yakni pasok air baku, pengendalian
banjir, penggelontoran kota, perikanan darat, dan pariwisata.
Bendungan Jatiluhur berjarak kurang lebih 100 km arah Tenggara Jakarta,
yang dapat dicapai melalui jalan tol Jakarta Cikampek dan jalan tol Cipularang
(ruas Cikampek – Jatiluhur), dan 60 km arah Barat Laut Bandung, yang dapat
dicapai melalui jalan tol Cipularang (ruas bandung – Jatiluhur). Dari Kota
Purwakarta sekitar 7 km arah barat. Berdasarkan koordinat geografis, posisi
Tubuh Bendungan Jatiluhur berada pada 6o31’ Lintang Selatan dan 107o23’
Bujur Timur. Kotak merah pada gambar kiri menunjukkan posisi Bendungan
Jatiluhur pada peta.
Bendungan Jatiluhur
merupakan bendungan terbesar di Indonesia, membendung aliran Sungai Citarum di
Kecamatan Jatiluhur – Kabupaten Purwakarta – Provinsi Jawa Barat, membentuk
waduk dengan genangan seluas ± 83 km2 dan keliling waduk 150 km
pada elevasi muka air normal +107 m di atas permukaan laut (dpl). Gambar
3-5 adalah denah area Waduk Jatiluhur sebelum dan sesudah penggenangan. Luas
daerah tangkapan Bendungan Jatiluhur adalah 4.500 km2. Sedangkan
luas daerah tangkapan yang langsung ke waduk setelah dibangun Bendungan
Saguling dan Cirata di hulunya menjadi tinggal 380 km2, yang
merupakan 8% dari keseluruhan daerah tangkapan. Daerah tangkapan (upperCitarum)
meliputi wilayah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota
Cimahi, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta. Pada Awalnya dirancang
memiliki kapasitas tampungan 3 milyar m3, namun saat ini tinggal
2,44 milyar m3 (hasil pengukuran batimetri tahun 2000) akibat
sedimentasi. Namun demikian setelah dibangun Bendungan Saguling dan Cirata di
atasnya, laju sedimentasi semakin menurun. Bendungan Jatiluhur merupakan
bendungan multiguna, dengan fungsi sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas
terpasang 187,5 MW, pengendalian banjir di Kabupaten Karawang dan Bekasi,
irigasi untuk 242.000 ha, pasok air untuk rumah tangga, industri dan
penggelontoran kota, pasok air untuk budidaya perikanan air payau sepanjang
pantai utara Jawa Barat seluas 20.000 ha, dan pariwisata. Bendungan ini mulai
dibangun pada tahun 1957 ditandai dengan peletakkan batu pertama
pembangunan oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Tanggal 19 September 1965
merupakan kunjungan terakhir Ir. Soekarno ke Bendungan Jatiluhur, yakni sebelas
hari sebelum pecahnya peristiwa G 30 S PKI. Pada kesempatan tersebut sempat
dilaksanakan Sidang Kabinet Dwikora.
D.
Topik Kajian/Bahasan
D.1 Definisi
PLTA merupakan salah satu tipe pembangkit yang ramah
lingkungan, karena menggunakan air sebagai energi primernya. Energi primer air
dengan ketinggian tertentu digunakan untuk menggerakkan turbin yang dikopel
dengan generator. Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit
tanaga listrik yang mengubah energi potensial air ( energi gravitasi air )
menjadi energi listrik. Mesin penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk
mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar
rotor pada generator untuk menghasilkan energi listrik. Air sebagai bahan baku
PLTA dapat diperoleh dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya, dari sungai
secara langsung disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung
dahulu ( bersama – sama air hujan ) dengan menggunakan kolam tando atau waduk
sebelum disalurkan untuk memutar turbin.
D.2 Prinsip Kerja
1.
Aliran sungai dengan jumlah debit air sedimikian besar
ditampung dalam waduk yang ditunjan dalam betuk bangunan bendungan
2.
Air tersebut dialirkan melalui saringan power intake
3.
Kemudian masuk ke dalam pipa pesat (penstock)
4.
Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik.
Pada ujung pipa dipasang katup utama (Main Inlet Valve)
5.
Untuk mengalirkan air ke turbin ,katub utama akan
diutup secara otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan
perbaikan/pemeliharaan turbin. Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan
tinggi (energi kinetik) dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui
sirip – sirip pengarah (sudu tetap) akan mendorong sudu jalan/runner yang
terpasang pada turbin
6.
Pada turbin , gaya jatuh air yng mendorong baling –
baling menyebabkan turbin berputar . turbin air kebanyakan seperti kincir
angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling – baling
digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kinetic
yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energy mekanik
7.
Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi – gigi
putar sehingga ketika baling – baling turbin berputar maka generator ikut
berputar. Generator selanjutnya merubah energy mekanik dari turbin menjadi
energy elektrik. listrik pada generator terjadi karena kumparan tembaga yang
diberi inti besi digerakkan (diputar) dekat magnet. bolak-baliknya kutub magnet
akan menggerakkan elektron pada kumparan tembaga sehingga pada ujung-ujung
kawat tembaga akan keluar listriknya.Yang kemudian menhasilkan tenaga lisrik.
Air keluar melalui tail race.
8.
Selanjutnya kembali ke sungai
9.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator masih
rrendah, maka dari itu tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikan dengan trafo
utama
10. Untuk
efisiensi penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban , tegangan tinggi
tersebut kemudian diatur / dibagi di switch yard 11. Dan selanjutnya disalurkan
/interkoneksi ke sistem tenaga listrik melalui kawat saluran tegangan inggi .
lisrtrik kemudian dapat disalurkan
D.3 Fungsi dan
Manfaat
1.
Dam/Waduk/Bendungan
Berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar
karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga
berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3
miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
2.
Turbin
Berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air
akan memukul susu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran
turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis
seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.
3.
Generator
Dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan
gearbox. Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
4. Trafo
Digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC)
agar listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang
digunakan adalah travo step up.
5.
Transmisi
Berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke
rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan
lagi dengan trafo step-down.
Comments
Post a Comment