PAPER Mengenai PLTP
1.
Latar Belakang
Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkitan listrik dengan panas bumi
dilakukan dengan mengebor tanah di daerah berpotensi panas bumi untuk membuat
lubang gas panas yang akan di manfaatkan untukmemanaskan ketel uap
(boiler)sehingga uapnya bisa menggerakan turbin uap yang tersambung ke
generator, untuk panas bumi bertekanan tinggi,dapat langsung memutar turbin
generator,setelah uap yang keluar di bersihkan dahulu.
2.
Rumusan Masalah
Adapun di dalam pembahasan kali ini, terdapat beberapa
masalah yang dirumuskan, yaitu:
a.
Apa yang dimaksud dengan PLTP?
b.
Komponen apa saja yang bekerja pada PLTP?
3.
Tujuan Pembahasan
Dari masalah yang dirumuskan di atas, terdapat tujuan pembahasan LTP
ini, antara lain:
a.
Mendeskripsikan definisi PLTP.
b.
Mengetahui komponen apa saja yang bekerja pada PLTP.
4.
Batasan Masalah
Agar pembahasan PLTP ini tidak melebar, maka kami
membatasi beberapa masalah, yaitu kami hanya membahas mengenai PLTP dengan
bahan bakar gas alam.
5.
Metode Pembahasan
Adapun metode pembahasan yang digunakan adalah studi
literature, yaitu mencari referensi bacaan dari buku atau internet untuk
dijadikan sumber dalam penyusunan paper ini.
6.
Landasan Teori
6.1 Definisi PLTP
Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkitan listrik dengan panas bumi
dilakukan dengan mengebor tanah di daerah berpotensi panas bumi untuk membuat
lubang gas panas yang akan di manfaatkan untukmemanaskan ketel uap (boiler)sehingga
uapnya bisa menggerakan turbin uap yang tersambung ke generator, untuk panas
bumi bertekanan tinggi,dapat langsung memutar turbin generator,setelah uap yang
keluar di bersihkan dahulu.
6.2. Prinsip
Kerja PLTP
Sesungguhnya prinsip kerja PLTP
sama saja dengan PLTU. Hanya saja yang digunakan pada PLTP adalah uap panas
bumi yang telah dipisahkan dari air, yang berasal langsung dari perut bumi.
Karena itu PLTP biasanya dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi.
Biaya operasional PLTP juga lebih murah dibandingkan dengan PLTU, karena tidak
perlu membeli bahan bakar, namun membutuhkan biaya investasi yang cukup besar
untuk biaya eksplorasi dan pengeboran perut bumi.
Uap panas bumi didapatkan dari
suatu kantong uap di perut bumi. Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di
atas magma dan mendapatkan air dari lapisan humus di bawah hutan penahan air
hujan. Pengeboran dilakukan di atas permukaan kantong uap tersebut, hingga uap
dalam akan menyembur keluar. Semburan uap dialirkan ke turbin penggerak
generator. Namun ada dampak yang tidak menguntungkan dari uap yang menyembur
keluar ini. Uap yang keluar dari sumur sering mengandung berbagai unsur kimia
yang terlarut dalam bahan-bahan padat sehingga uap itu tidak begitu
murni. Zat-zat pengotor antara lain Fe, Cl, SiO2,
CO2, H2S dan NH4. Pengotor ini akan mengurangi efisiensi PLTP, merusak
sudu-sudu turbin dan mencemari lingkungan.
Setelah menggerakan turbin, uap akan diembunkan dalam
kondensor menjadi air dan disuntikan kembali ke dalam perut bumi menuju kantong
uap. Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya daya PLTP
yang sudah maupun akan dibangun harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah
kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini maka PLTP termasuk pada pusat
pembangkit yang menggunakan energi yang terbaharukan.
6.3.
Komponen PLTP
1. Kepala Sumur Katup
Pada PLTP PT.
Pertamina Geothermal Energy Unit
IVArea Kamojang ini terdapat 4 cluster
dengan 11 sumur produksi dimana 10 sumur aktif dan 1 sumur standby.Disamping
sumur produksi juga ada sumur injeksi dan sumur pantau. Akumulasi uap dari
seluruh cluster mencapai kira-kira
temperatur180-190 oC dan tekanan sekitar 10-11 bar.Gambar 2.2 menunjukkan
bentuk kepala sumur. Pada sumur dipasang beberapa katup antara lain:
a. Service valve,
untuk mengatur aliran fluida yang akan dimanfaatkan
b. Master Valve,
untuk mengisolasi sumur ketika akan dilakukan atau perawatan
c.
By
pass valve, mengatur aliran fluida yang menuju silencer
d. Blade valve,
katup yang digunakan untuk menyemburkan uap ke udara dengan laju aliran yang
kecil saat sumur tidak diproduksikan
2. Separator dan Demister
Uap
yang berasal dari sumur produksi sebelum masuk separator dan demister, diatur
terlebih dahulu jumlah uap yang akan digunakan oleh control valve. Separator berfungsi
untuk memisahkan zat padat yang ikut pada aliran uapdari. Separator yang
digunakan berjenis cyclone dimana
aliran uap diarahkan dari tengah dan berputar menimbulkan gaya sentrifugal. Karena gayabuoyancy
yang kecil maka uap akan naik keatas dan air beserta zat padat terlempar ke
dinding dan dibuang melalui drain.
Demister berfungsi untuk memisahkan uap dari moisture-moisture air.Gambar 2.3 menunjukkan separator dan demister.
3. Rock Muffler
Rock
muffler merupakan bangunan yang terbuka dan terdiri dari batu-batuan yang
berguna untuk meredam suara dari kebisingan uap.Sejumlah uap dibuang ke
atmosfir saat unit tidak beroperasi atau pada saat penurunan beban.Rock muffler juga berfungsi untuk
mengontrol uap yang akan dibuang. Pada saat unit tidak beroperasi (trip) uap yang berasal dari cluster seluruhnya akan dibuang ke rock muffler, akan terlihat uap dengan
kapasitas yang besar terbuang.Gambar 2.4 menunjukkan gambar rock muffler.
4. Pompa
·
Pompa
Cooling Water
Pompa cooling water berfungsi sebagai air compressor coolers, generator coolers,
lube oil coolers. Air yang dialirkan diperoleh dari water treatment.Air yang menjadi pengantara tersebut merupakan
pendingin.Sehingga kerja dari peralatan dapat effeisien.Gambar 2.5 menunjukkan
gambar pompa cooling water.
·
Hotwell
pump
Merupakan pompa vertikal yang berfungsi
membawa air yang terdapat pada hotwellkondenser
menuju cooling tower. Beberapa bagian
dari airnya juga akan masuk ke pompa turbin
wash dansteam wash. Tujuan dari
sistem pembersihan uap dan turbin ini adalah untuk menjaga saringan utama,
turbin dan peralatan pembuangan non-condensible
gas dari serpihan dan kerusakan akibat korosi. Berikut gambar hotwell pump seperti tampak pada gambar
2.6.
·
Vaccum
Pump
Merupakan pompa yang berfungsi untuk mengondisikan
interkondenser dalam kondisi yang vakum supaya NCG (Non Condensable Gas) motive dan NCG yang terdapat pada kondenser
dapat tertarik untuk dibuang melalui menara cooling
tower sebelum dipisahkan di separator.Vaccum
pump terlihat pada gambar 2.7 di bawah ini.
5.
Cooling
tower
Cooling
tower berfungsi sebagai penyedia sumber air pendingin yang
akandigunakan pada kondenser untuk mengondensasikan uap yang keluar dari
turbin. Selain itu air di cooling tower
juga berfungsi untuk mengalirkan air ke aux
cooling water dan fire water.Sebagian
besar air dari cooling tower disuplai
dari hotwell pump da aux cooling water. Apabila level pada cooling tower berkurang maka penambahan
air akan dilakukan oleh Raw Water
Facility. Selain itu, pada bagian atas dari cooling water terdapat fan
yang salah satu fungsinya untuk menyemburkan hasil dari gas extraction. Gambar 2.8
merupakan gambar dari cooling
tower.
6. Non Condensable Gas Removal System
Uap
yang keluar dari turbin menuju kondenser terdiri dari uap air dan NCG (Non Condensable Gas).Tujuan dari sistem
NCG removal system ini untuk
mengantarkan gas ke bagian atas dari cooling
tower dimana materi tersebut didispersikan ke udara. Metodenya adalah NCG
akan terbawa ke ejector 1st
stage kemudian masuk ke dalam interkondensor
untuk dikondensasi, gas yang tidak dapat dikondensasi akan terbawa lagi ke ejector 2nd stage kemudian
masuk ke dalam afterkondensor. Gas
yang tidak terkondensasi dalam afterkondenserakan
dibuang ke udara lewat fan dari cooling tower.
Adanya
sejumlah gas dan udara yang tidak terkondensasi (NCG) akan mengurangi laju
perpindahan panas. Pengurangan laju perpindahan panas antara uap bekas dan air
pendingin akan menyebabkan penurunan vakum di dalam kondensor yang berarti
mengurangi kinerjanya.
NCG atau gas yang tidak
dapat terkondensasi merupakan gas yang terdiri dari beberapa substansi seperti
pada tabel 2.1 di bawah ini.Gas tersebut dapat mengurangi efisiensi dari sistem
pembangkit. Mengurangi dan membuang NCG dapat meningkatkan power output dari
plant dan mengurangi capital cost dan
biaya maintenance. Kadar NCG pada
sistem PLTP di PT Pertamina Geothermal Energi Unit IV Kamojang sekitar 1.7%
dari jumlah steam yang mengalir.
Tabel
2.1 Kadar Substansi NCG
NCG in steam
|
Value
|
unit
|
persentage
|
CO2
|
15288
|
lbs/hr
|
97.42668145
|
H2S
|
208
|
lbs/hr
|
1.325533081
|
NH3
|
3.6
|
lbs/hr
|
0.022941919
|
N2
|
182
|
lbs/hr
|
1.159841446
|
H2
|
4.3
|
lbs/hr
|
0.027402847
|
CH4
|
5.9
|
lbs/hr
|
0.037599256
|
TOTAL
|
15691.8
|
lbs/hr
|
100
|
7.
Water
Treatment System
Pada sistem ini, air dari
raw waterakan masuk ke dalam 2 tank
untuk diberi perlakuan khusus agar air dalam kondisi yang baik. Setelah
mendapat perlakuan khusus maka air akan disimpan dalam wadah penampung. Wadah
penampung ini akan menyalurkan air ke hotwell,
chemical dosing (mengatur PH), untuk
distribusi air penggunaan sendiri dan komponen cooling water.Gambar 2.10 di atas merupakan tempat dari water treatment.
8. Chemical Dosing System
Sistem ini berfungsi
untuk mengatur PH air yang akan di suplai menuju raw water dan re-injeksi pump.
PH yang diinginkan adalah berkisar 7 (netral).Pengaturan
PH dilakukan dengan menggunakan zat basa kuat NaOH.Berikut adalah letak dari chemical dosing system terlihat pada
gambar 2.11.
9. Turbin dan Generator
Fungsi dari generator
adalah untuk menghasilkan daya dengan mengonversikan energi mekanik dari turbin
ke energi listrik.Generator didesain untuk menghasilkan daya yang handal dan
efisien pada kondisi beban, tegangan, dan frekuensi yang dibutuhkan oleh PLN
(konsumen).Sedangkan fungsi dari turbin adalah untuk menggerakkan generator
dengan mengubah/mengonversi energi termal dinamik menjadi energi mekanik.Turbin
ini didesain untuk kehandalan dan untuk beroperasi seefisien mungkin dengan
kondisi energi uap seminimal mungkin.
Daya yang dihasilkan dari
generator PT Pertamina Geothermal Energy kamojang unit IV berkisar 63 MWdan
tegangan 11,8 kV dengan sekitar 2,2-3 MWdigunakan untuk pendukung listrik bagi
peralatan yang ada di PLTP. Gambar Turbin dan Generator terlihat pada gambar
2.12.
10. Kondenser
Fungsi dari kondenser
adalah untuk menghasilkan tekanan balik dari turbin, besar tekanan kondenser
berkisar 0.14-0.16 bara.Selain itu memiliki tujuan untuk mengondensasikan uap
dan pelepasan gas non-condensable.
Permukaan kondenser disediakan untuk meminimalisasi terjadinya sedimentasi dari
gas non-condensible pada kondensat
untuk mengantisipasi penurunan dari hidrogen
sulfida yang mungkin akan dibutuhkan pada proses selanjutnya.Gambar 2.13 di
bawah menunjukkan kondensor yang dipasang di PLTP IV Kamojang.
11. Raw Water Facility
Raw
water facility adalah penampung air yang suplai airnya
diperoleh dari sungai Cikaro yang ditarik oleh pompa (dilihat pada gambar
2.14). Agar PH normal, NaOH chemical
dosingakan disuplai ke dalam raw
water. Raw water digunakan utuk
keperluan fire water pump, water treatment, cooling towermake up. Gambar 2.15 menunjukkan raw water facility overview pada
single line.
7. Pembahasan
7.2.Siklus PLTP
1.
Uap
dari sumur produksi mula-mula dialirkan ke steam receiving header yang
berfungsi menjamin pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun terjadi
perubahan pasokan dari sumur produksi.
2. Selanjutnya melalui flow meter
dialirkan ke separator dan demister untuk memisahkan zat-zat
padat, silika dan bintik-bintik air yang terbawa didalamnya. Hal ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi, dan pembentukan kerak pada sudu
dan nozzle turbine.
3. Uap yang telah bersih itu dialirkan
melalui main steam valve/electric control valve/governor valve menuju ke
turbine . Di dalam turbine, uap tersebut berfungsi untuk memutar double
flow condensing yang dikopel dengan generator , pada kecepatan 3000 rpm.
Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz,
dan tegangan 11,8 kV.
4. Melalui step-up transformer , arus
listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 kV, selanjutnya dihubungkan secara
paralel dengan sistem penyaluran
5. Agar turbin bekerja secara efisien,
maka exhaust steam yang keluar dari turbin harus dalam kondisi vakum
(0,10 bar), dengan mengkondensasikan uap dalam condenser kontak langsung
yang dipasang di bawah turbine.
6. Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas
condenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air
pendingin yang diinjeksikan lewat spray-nozzle.
7. Level kondensat dijaga selalu dalam
kondisi normal oleh dua buah cooling water pump
8. lalu didinginkan dalam cooling
water sebelum disirkulasikan kembali.
9. Untuk menjaga kevakuman condenser,
gas yang tak terkondensasi harus dikeluarkan secara kontinyu oleh sistem
ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung: CO2 85-90% wt; H2S
3,5% wt; sisanya adalah N2 dan gas-gas lainnya. Sistem ekstraksi gas
terdiri atas first-stage dan second-stage sedangkan di pada PLTP
yang lain dapat terdiri dari ejector dan liquid ring vacuum pump.
10. Sistem pendingin di PLTP merupakan
sistem pendingin dengan sirkulasi tertutup dari air hasil kondensasi uap,
dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksi ke dalam sumur
reinjeksi Prinsip penyerapan energi
panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan mengalirkan udara pendingin
secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 forced draft fan.
Proses ini terjadi di dalam cooling water. Sekitar 70% uap yang
terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling water,
sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir . Reinjeksi
dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground
subsidence, menjaga tekanan, serta recharge water bagi reservoir. Aliran
air dari reservoir disirkulasikan lagi oleh primary pump
11. Kemudian melalui after condenser
dan intercondenser dimasukkan
kembali ke dalam reservoir.
8.
Analisis
8.2.Kelebihan PLTP
a.
Waktu start yang relative singkat, untuk menuju
pengoprasian maksimum hanya butuh waktu 15-30 menit
b.
Segi efisiensi pemakaian bahan bakar, unit PLTG
tergolong unit termal yang efisiensinya tinggi, yaitu berkisar antara 60%
c.
Kebanyakan dapat di-start tanpa pasokan daya dari luar
(black start)
d.
Masa pembangunan yang cepat sekitar 1-3 tahun
e.
Keandalan tinggi karena komponen-komponen pembangkit
yang sedikit sehingga kerusakan juga kecil
8.3.Permasalahan pada PLTP
1.
Segi masalah lingkungan, yang perlu diperhatikan
adalah masalah kebisingan yang tinggi
2.
Segi keamanan, saat PLTG beroprasi suhu pembakaran
bahan bakar mencapai 13000C sehingga keamanan dari kebakaran harus
sangat tinggi.
3.
Segi biaya bahan bakar, bahan bakar dari PLTG ini
termasuk dalam bahan bakar yang cukup mahal sehingga harga pembangkitan listrik
dengan tenaga gas ini terbilang cukup mahal.
4.
Segi kerusakan, karena PLTG menggunakan suhu yang
sangat tinggi maka sering terjadi kerusakan seperti keretakan keretakan di
komponen aliran gas
5.
Segi waktu pengoprasian, akibat dari permasalahn segi
kerusakan dan segi biaya bahan bakar maka waktu pengoprasian sebisa mungkin
seminimal mungkin.
8.4.Pemeliharaan PLTG
Kegiatan –
kegiatan pemelihaaan dan perawatan yang meliputi:
1.
Kegiatan pengecekan
2.
Memberikan minyak (lubrication)
3.
Perbaikan/reparasi atas kerusakan - kerusakan yang ada
4.
Penyesuain/penggantian spare part atau komponen
8.3.1
Start Stop
Unit PLTG
mempunyai selang waktu pemeliharaan
sekitar 4.000-5.000 jam operasi
namun jika jumlah start stop telah mencapai 300 kali, maka unit PLTG
tersebut harus mengalami pemeriksaan (inspeksi) dan pemeliharaan.
Kegiatan start
stop akan mempercepat proses kerusakan (keretakan) karena menyebabkan proses
pemuaian dan pengerutan yang tidak kecil. Hal ini disebabkan sewaktu unit
dingin, suhunya sama dengan suhu ruangan (sekitar 300C) sedangkan
sewaktu operasi, akibat terkena gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar 1.3000C.
Maka saat dilakukan pemeliharaan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus
adalah bagian-bagian yang terkena aliran gas hasil pembakaran seperti: ruang
bakar, saluran gas panas (hot gas path),dan sudu-sudu turbin. Bagian-bagian ini
umumnya mengalami kerusakan (retak) sehingga perlu diperbaiki (dilas) atau
diganti.
8.3.2
Peak Operation (Pengoprasian Maksimum)
Jika
sering dilakukan peak operation, maka hal ini harus diperhitungkan dengan
pemendekan selang waktu pemeliharaan, karena peak operation menambah keausan
yang terjadi pada turbin gas sebagai akibat kenaikan suhu operasi.
9.
Simpulan
Jadi konversi energi panas bumi
merupakan energy terbarukan yang dapat bermanfaat dalam aspek kehidupan
masyarakat, dengan pemanfaatan energy panas bumi dapat memenuhui kebutuhan
listrik di Indonesia yang sekarang sedang menjadi masalah polemik di Negara ini
Comments
Post a Comment